Thursday, December 30, 2010

Buat saudara ku yang jauh

Kehadapan Saudara saudara sekalian,

Apa khabar agaknya kalian disana. Bagaimana dengan kehidupan baru yang penuh dengan magik. Saya disini di dapat menggambarkan bagaimanakah agaknya keadaan di sana. Tidak dapat sedikit pon saya disini dapat membayangkan sinar matari di belah sana. Saudara sekalian, apakah yang sedang kalian lakukan sekarang? Sungai sungai disana pastinya indah dan nyaman, ditambah pula dengan kehadiran bidadari dan air anggur yang lazat. Pastinya sedikit pon kalian tidak menyesal bukan.

Surat ini, tidaklah perlu saudara saudara sekalian balas. Saya hanya mahu bercerita tentang keadaan kami di sini. Keadaan yang masih lagi terumbang ambing. Adakalanya kami tersenyum riang dan ada masanya kami jatuh dari lamunan. Pastinya saudara saudara sekalian bingung. Keadaan masih tidak berubah dari dahulu hingga kini. Tidak apa, apa yang saya sampaikan ini adalah rintihan kecil kami. Hanya mahu berkongsi cerita.

Saudara,tidak banyak dari kami yang hidup mewah, ramai lagi daripada kami yang hidup melarat. Jangan salah sangka, saya bukan mengeluh dengan takdir. Tapi jika ada peluang sekecil habuk, tolonglah dibantu kami ini. Orang orang atasan semakin tamak dan haloba. Hari demi hari ada saja yang tidak kena.Ada saja yang perlu diubah. Perubahan itu tidak mendatangkan kebaikan pada kami haya menusahan kami. Kadang kala kami ingin saja berpindah ke sana dan tinggal bersama kalian.

Oh ya, sedikit jam lagi kami disini akan berubah tahun. Iya cepat benar masa berlalu. Benar seperti semalam kita baru berjumpa, kini kita telah terpisah. Saya tidak pasti apa yang bakal menanti pada tahun mendatang.Kejayaan atau kegagalan masih samar. Jika dilihat pada tahun ini, banyak bencana. Adakah saudara di sana mendapat tahu khabar berita kami yang disini? Jika ada pastinya saudara sekalian juga merasa simpati. Tapi seperti kalian juga pernah merasa perasaan yang sama bukan. Mungkin masa kalian sudah lepas dan tiba giliran kami merasanya.

Dunia kini semakin sibuk, perang demi perang bakal meletus, semuanya kerana wang. Seperti ianya tidak akan berhenti. Kami yang lemah ini tidak mampu melawan, hanay segelintir yang bangun. Saudara jangan menyalahkan golongan yang tidak bangun melawan, mungkin mereka ada sebab mereka sendiri. Saya sendiri tidak pasti. Semua nya seperti gila seperti nyawa itu murah dan dijual lelong.

Kepada saudara saudara yang dirindui, kami tidak dapat untuk menghantar surat begini selalu, tapi janganlah pula saudara beranggap kami semua sudah lupa dan tidak lagi merindui kalian. Kesibukan mengejar duniawi membuatkan ramai dari kami yang terlupa. Harapnya saudara sekalian memahami. Jika surat ini sampai ke tangan saudara saudara sekalian, simpanlah surat ini sebagai kenangan tulusabadi.

Akhir sekali, wahai saudara ku sekalian, jika berpeluang saudara sekalian, bertemu pencipta yang maha kuasa, kami yang hina disini, mengharapkan rahmat dari-Nya dan janganlah dibiarkan kami hidup sengasara. Sampai kan salam kami kepada saudara saudara yang lain yang gigih melawan dan meneruskan hidup hingga ajal datang menjemput. Saya harap benar surat ini sampai ke langit ke tujuh dna dapatlah kiranya saudara saudara yang lain membacanya.

Ingatan tulus ikhlas dari kami yang menanti hari. Saudara, pastinya kita ketemu di lain masa. Dan sempena akhir tahun ini, berkatilah kami.

3.00am, 31/12/2010, Beberapa jam sebelum alam baru

Thursday, December 16, 2010

The Band Perry

Jarang sekali aku nak bercakap pasal band tapi band ini menarik minat aku..
Band adik beradik Perry ini memang 'talented' dan penyanyi nya Kimberly Perry seorang penulis yang amat bijak dan mempunyai jiwa.



If I die young bury me in satin
Lay me down on a bed of roses
Sink me in the river at dawn
Send me away with the words of a love song
oh oh oh oh

Lord make me a rainbow, I’ll shine down on my mother
She'll know I’m safe with you when she stands under my colors, oh and
Life ain't always what you think it ought to be, no
ain't even grey, but she buries her baby

The sharp knife of a short life, well
I’ve had just enough time

If I die young bury me in satin
Lay me down on a bed of roses
Sink me in the river at dawn
Send me away with the words of a love song

The sharp knife of a short life, well
I’ve had just enough time

And I’ll be wearing white when I come into your kingdom
I’m as green as the ring on my little cold finger
I’ve never known the lovin' of a man
But it sure felt nice when he was holding my hand
There’s a boy here in town says he’ll love me forever
Who would have thought forever could be severed by

The sharp knife of a short life, well
I’ve had just enough time

So put on your best boys and I’ll wear my pearls
What I never did is done

A penny for my thoughts, oh no I’ll sell them for a dollar
They're worth so much more after I’m a goner
And maybe then you’ll hear the words I been singin’
FUNNY WHEN YOU'RE DEAD HOW PEOPLE START LISTENING


If I die young bury me in satin
Lay me down on a bed of roses
Sink me in the river at dawn
Send me away with the words of a love song
oh oh


The ballad of a dove
Go with peace and love
Gather up your tears, keep ‘em in your pocket
Save them for a time when your really gonna need 'em oh

The sharp knife of a short life, well
I’ve had just enough time

So put on your best boys and I’ll wear my pearls

Tuesday, December 14, 2010

Keluar dari kota ini

Sang Jelita berbondong-bondong menghias kota, gemerlip lampu neon malap seketika,
Lalu mereka merobos ke kota hingar waktu malam baru terpasang,
Mata mata mereka yang biru sebiru batu lazuli,
Dipandang setiap hawa yang berlalu pergi,

Di kota hingar pada hari itu sama tidak pernah berubah,
Tidak berkelip mata si pelihat dan terus menjeling mereka yang menawan,
Waktu senja hari itu penuh sesak di kanan penuh bingar di kiri,
Adakah itu semua tanda hidup ini sedang dirayai?

Lampu kecil dan musik alpa bermain ligat
Sempit kota itu dengan tangan tangan yang terikat
Ruangan kota itu mula menjadi himpit dan berat
Adakah itu tanda dua hati sedang ingin bertaut rapat?

Entah apa impian yang sedang diimpi padahal hari belom pasti,
Hari itu masih muda dan muda itu penambah seri,
Apa yang pasti cerita ini tidak akan tamat disini,
Dimana mana ia suka berhenti,

Raikan sahaja hidup ini walaupon kau dan aku tahu ianya tak pasti,
Hiruk pikuk dunia jelas di depan mata yang bahagia entah sampai bila,
Yang kecewa hanya sementara hanya masa seteru utama

Sabtu, 11/12/10, Bukit Bintang Kota Bingit

Friday, December 10, 2010

Bulan Malap

Mungkin secangkir air anggur akan mengolah rasa derita
Mungkin juga secangkir anggur tidak menghilang rasa apa-apa
Rasa rindu kecewa tidak mungkin lenyap
Hawa gembira terhibur lenyap mungkin tiba tak tentu waktu

Burung malam bulan malap sambil merenung awan hitam
Terkenang perbuatan hilai tawa
Merenung angin malam hujung tahun
Harapan semua salah tidak terjadi

Untuk menyesal untuk kecewa sudah tiada guna
Rindukan senyuman kenyitan mata cerita yang duka
Kenangan cerita setiap saat datang tiba tiba
Rasa ingin sahaja hilang semua derita
Maaf tiada niat untuk semua

Mungkin secangkir air anggur dapat melupakan
Mungkin tidak dapat kerana esok masih kita lagi bernyawa
Meneguk dan terus meneguk, segala rasa setiap kata
Sambil ditemani burung malam dan bulan malap
Jalan cerita yang sentiasa bertukar wajah
Tapi rasa hati yang tidak pernah berubah

Tuesday, December 7, 2010

Tuhan juga cemburu

Utuh benar cinta kita sehingga tuhan juga cemburu.
Namun, perlukah kita dipisah sebegini rupa.
Seperti semalam semuanya, masih baru setiap rasa.
Segala rasa cinta mengabui hawa kecewa.

Sayang, bukankah tuhan yang mempertemukan kita.
Sayang, hati ini hancur luluh remuk dipijak ibarat jentolak.
Sayang, kini malamku tidak seperti dahulu.
Sayang, air mata ini yang bergenang dibawah bintang.

Apakan aku lakukan setelah kini segala berubah
Apakan daya melawan takdir yang Maha Esa
Apakan cerita kita ini disanjung pujangga
Apakan ia sebaris kisah cinta agung yang gagal

Senyuman mu, sentuhan mu, ucapan mu, gerak langkah mu, teguran mu, pelukan mu, akan aku kenang dan akan aku bawa bertemu kau pabila tiba waktunya kelak.

Ingin aku sampaikan surat ini untuk kau tahu rasa yang ada ini mustahil mereput. Rasa yang ada ini mustahil luput reput ibarat kayu yang menghempap dan kekal kukuh ke akhir nafas.

Sayang aku bangga kerana kisah cinta kita membuat tuhan berasa cemburu.

*Didedikasi kan khas untuk Puan Hayati Hussin. Balu kepada arwah Mohd Helmi Hussain yang bertemu ajal dalam kisah tragik hujung November lalu.