Sang Jelita berbondong-bondong menghias kota, gemerlip lampu neon malap seketika,
Lalu mereka merobos ke kota hingar waktu malam baru terpasang,
Mata mata mereka yang biru sebiru batu lazuli,
Dipandang setiap hawa yang berlalu pergi,
Di kota hingar pada hari itu sama tidak pernah berubah,
Tidak berkelip mata si pelihat dan terus menjeling mereka yang menawan,
Waktu senja hari itu penuh sesak di kanan penuh bingar di kiri,
Adakah itu semua tanda hidup ini sedang dirayai?
Lampu kecil dan musik alpa bermain ligat
Sempit kota itu dengan tangan tangan yang terikat
Ruangan kota itu mula menjadi himpit dan berat
Adakah itu tanda dua hati sedang ingin bertaut rapat?
Entah apa impian yang sedang diimpi padahal hari belom pasti,
Hari itu masih muda dan muda itu penambah seri,
Apa yang pasti cerita ini tidak akan tamat disini,
Dimana mana ia suka berhenti,
Raikan sahaja hidup ini walaupon kau dan aku tahu ianya tak pasti,
Hiruk pikuk dunia jelas di depan mata yang bahagia entah sampai bila,
Yang kecewa hanya sementara hanya masa seteru utama
Sabtu, 11/12/10, Bukit Bintang Kota Bingit
Tuesday, December 14, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
nanti bila dah tua2 esok, make sure ko publish semua contengan ko ni pian.
ReplyDeletegile mat, sekarang dah jadi mat puisi. pondan!
ReplyDelete